INTERAKSI PSIKOLOGIS DA’I DAN MAD’U
A. Motifasi Tingkah Laku
1. Pengertian dan Teori-Teori Motivasi
HM.
Arifin mengatakan bahwa, secara fundamental motivasi bersifat dinamis yang
melukiskan ciri-ciri tingkah laku manusia yang terarah pada suatu tujuan.
Dengan motivasi seseorang dapat melipat gandakan usahanya untuk mengetahui
rintangan dan mencapai tujuan tersebut.
Para psikolog memberikan pengertan dan
teori-teori sebagai berikut:
a. Sigmund Freud : berpendapat bahwa dasar
dari motivasi tingkah laku manusia adalah insting (naluri) semua perilaku
manusia berasal dari dua kelompok naluri:
1. Energi naluri kehidupan adalah libido
yang berkisar pada kegiatan seksual
2. Naluri kematian terbentuk dari dalam diri
bentuk bunuh diri, merusak diri sendiri atau orang lain (agresi)
b. Abraham Moslow
Tokoh
psikologis ini berpendapat bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan
dasar yang bersifat sama untuk Seluruh spesies, tidak berubah dan ebrasal dari
sumber genesis atau naluriah.
c. K.S. Lashley
Dalam
eksperimennya bahwa motivasi dikendalikan oleh respon-respon susunan saraf
sentral ke arah rangsangan dari dalam dan dari luar yang variasinya sangat
komplek termasuk perubahan komposisi kimiawi dan aliran darah.
d. Fillmore H. Sanford
Melihat asal kata motivasi, yaitu yang berarti
gerakan karenanya ia mengatakan motivasi sebagai kondisi yang menggerakkan
suatu organisme yang mengarah kepada tujuan
2. Klasifikasi Motif
Ahli psikolog menggolongkan motif sebagai
berikut:
a. Santain
Santain membagi motif menjadi 2 bagian yaitu :
physiological drive dan sosial motives. Physiological ialah dorongan-dorongan
yang bersifat fisiologis dengan dorongan ini seseorang menjadi tenang seperti
rasa lapar, haus, lelah dan sebagainya. Sedangkan sosial motives adalah
dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia lain dalam masyarakat,
seperti dorongan estetis dan dorongan ingin selalu berbuat baik (etika).
b. Wood Worth
Wood
worth mengklasifikasikan motif menjadi un-learned motives dan learned motives.
Unlearned motives adalah motiv yang timbul di sebabkan oleh
kekurangan-kekurangan atau kebutuhan-kebutuhan tubuh, seperti rasa lapar, haus,
sakit. Sedangkan learned motives dapat berupa perasaan suka dan tidak suka.
Aspek ini meliputi motif-motif untuk mendekatkan diri dan menjauhkan diri dari
sesuatu.
3. Motiv dalam Al-Qur’an
Isyarat tentang adanya tingkah laku manusia
(motif) dalam sistem nas dipaparkan Al-Qur’an dalam surat Yusuf ayat 53:
Artinya :
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari
kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi Rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Isyarat di atas secara jelas mengisyaratkan
adanya sesuatu di dalam sistem nafs yang menggerakkan tingkah laku manusia yang
mengajak pada kejahatan.
a. Dorongan-dorongan fisiologis
1. Dorongan untuk menjaga diri
Dalam Al-Qur’an Surat An-Naba : 78:9-11
berbunyi
Artinya :
Dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat,
dankami jadikan malam sebagai pakaian, dan kami jadikan siang untuk mencari
penghidupan (Q.S. An-Naba : 78: 9-11)
2. Dorongan mempertahakan kelestarian hidup
jenis
Dorongan yang dimaksud di atas adalah
dorongan seksual dan dorongan keibuan.
a. Dorongan seksual : yaitu satu fungsi
penting melahirkan keturunan demi kelangsungan hidup
b. Dorongan keibuan : Allah menciptakan
dalma setiap diri wanita dengan alamiah yang membuat mereka siap untuk
melaksanakan misi utamanya untuk melahirkan demi kelangsungan hidup jenis
manusia.
b. Dorongan-dorongan Psikis
1) Dorongan untuk memiliki
Dorongan
untuk memiliki adalah dorongan psikis yang dipelajari manusia dalma proses
sosialisasi yang dijalaninya. Melalui kebudayaan di mana ia hidup, manusia
belajar rasa cinta untuk memiliki harta benda dan berbagai hak milik tersebut
menumbuhkan rasa aman dari kemiskinan.
2) Dorongan memusuhi
Dorongan memusuhi tampak dalam tingkah laku
manusia yang memusuhi orang lain dengan tujuan untuk memusuhinya dengan bentuk
fisik maupun dengan kata-katanya.
3) Dorongan berkompetisi
Kompetisi merupakan salah satu dari
dorongan-dorongan psikis yang dipelajari seseorang melalui lingkungannya.
Al-Qur’an sendiri memberikan dorongan kepada manusia untuk berkompetisi dalam
melakukan kebaikan dan kebajika serta berpegang teguh pada nilai-nilai
manusiawi yang luhur.
4) Dorongan Beragama
Dorongan beragama merupakan dorongan psikis
yang mempunyai landasan alamiah dalam waktak kejadian manusia. Dalam relung
jiwanya manusia merasakan adanya dorongan untuk mencari dan memikirkan Sang
Penciptanya dan Pencipta alam semesta, dorongan untuk menyembah-Nya, meminta
pertolongan kepada-Nya setiap kali ia ditimpa malapetaka dan bencana. Namun
godaan duniawi yang lebih mementingkan kebutuhan jasmani atau materi dapat
membuat manusia lupa pada fitrahnya sebagai makhluk berTuhan bahkan lambat laun
dapat terkikis sehingga manusia akan semakin jauh dari nilai-nilai
spiritualitas keagamaan yang sebenarnya tersembunyi dalam relung bawah
sadarnya.
4. Peranan Motivasi dalam Proses Dakwah
Motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu
menggerakkan, mengarahkan dan menopang tingkah laku manusia. Motivasi
mengarahkan tingkah laku individu kearah suatu tujuan, menguatkan intensitas
dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan individu tersebut. Tujuan motivasi bagi
seorang da’i adalah menggerakkan atau memacu objek dakwah (mad’u) agar timbul
kesadaran membawa perubahan tingkah laku sehingga tujuan dakwah dapat tercapai.
Selanjutnya seorang da’i dituntut untuk mengarahkan tingkah lku mad’u sesuai
dengan tujuan dakwah kemudian menopng tingkah laku mad’u dengan mencipatakan
lingkungan yang dapat menguatkan dorongan-dorongan tersebut.
Penting bagi seorang da’i mengetaui
motif-motif mendesak dari sasaran dakwahnya agar seorang da’i mampu
menyesuaikan materi dakwah. Metode dakwah atau strategi dakwah yang tepat
tujuan dakwah dapat tercapai.
B. Interaksi Sosial
Menurut Wood Worth yang dikutip oleh W.A.
Gerungan. Pada dasarnya terdapat empat jenis hubungan antara individu dengan
lingkungan yaitu:
1. Individu bertentangan dengan lingkungan
2. Individu menggunakan lingkungannya.
3. Individu berpartisipasi (ikut serta)
dengan lingkungannya dan
4. Individu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya
Hubungan manusia dengan manusia (interaksi
sosial) berkisar pada usaha menyesuaikan diri baik bersikap autoplastis
(mengubah diri sesuai dengan lingkungannya) maupun aloplastis (usaha seseorang
untuk merubah lingkungannya) sesuai keadaan (keinginan), dimana individu yang
satu menyesuaikan diri dengan individu yang lain.
1. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial diartikan sebagai suatu
bentuk hubungan antara dua orang atau lebih dimana tingkah laku seseorang
diubah oleh tingkah laku orang lain. Interaksi sosial yang demikian merupakan
prilaku timbale balik dimana masing-masing individu dalam proses itu
mengharapkan dan menyesuaikan diri dengan tindakan yang dibutuhkan orang lain.
Faktor-faktor adanya interaksi sosial.
a. Faktor Imitasi
Imitasi memiliki nilai positif terutama dalam
bidang pendidikan dan perkembangan individu, dimana imitasi dapat merangsang
perkembangan watak seseorang. Imitasi juga dapat mendorong individu atau
kelompok untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan baik. Sedngkan segi negatifnya,
hal-hal yang salah ataupuns ecara moral ditolak selain itu, imitasi ini
menimbulkan terhambatnya perkembangan berfikir kritis artinya adanya peranan
imitasi dalam interaksi social dapat memajukan gejala-gejala kebiasaan malas
berfikir kritis.
b. Factor Sugesti
Factor sugesti memegang peranan penting baik
dalam pandangan politik, orang tua, pendidik, teman sebaya, yang ikut membantu
dalam pembentukan norma kelompok dan prasangka-prasangka social. Sugesti dapat
terjadi dengan mudah pada keadaan-keadaan tertentu:
1. Sugesti karena hambatan berfikir
2. Sugesti karena keadaan pikiran terpecah-pecah
3. Sugesti karena otoritas
4. Sugesti karena manyoritas
5. Sugesti karena will to believe (membuat
sadar karena adanya sikap-sikap dan pandangan orang lain.
c. Factor Identifikasi
Identifikasi adalah sebuah istilah dalam
psikologi Sigmund freud untuk menguraikan mengenai cara seorang anak belajar
norma-norma social dari orangtuanya, yaitu kecenderungan bersifat sadar bagi
seorang anak.
Proses identifikasi pertama-tama berlangsung secara
tidak sadar keduanya secara irasional berdasarkan perasaan-perasaan dan
kecenderungan dirinya yang tidak diperhitungkan secara rasional. Identifikasi
dilakukan seseorang kepada oran glain yang dianggapnya ideal dalam satu segi
untuk memperoleh sistem norma, sikap dan nilai yang dianggap ideal.
d. Faktor Simpati
Simpati dapat idartikan sebagai perasaan
tertarik seseorang terhadap orang lain. Seperti halnya prosesi identifikasi
timbulnya simpati merupakan proses sadar bagi diri mansuia yang merasa simpati
terhadap orang lain. Peranan simpati terlihat dalam hubungan persahabatan
antara dua orang atau lebih. Simpati hanya berkembang dalam suatu relasi
kerjasama antara dua orang atau lebih yang menjamin terdapatnya saling
pengertian antara individu-individu tersebut justru karena adanya simpati dapat
diperoleh saling pengertian yang lebih mendalam.
2. Macam-Macam Interaksi
Menurut R.F. Bales dan Strodtbeek (1951)
interaksi dikategorikan kepada 4 macam:
a. Tindakan integrative ekspresif, tingkah
laku terpadu dan menyatakan dorongan kejiwaan seseorang seperti : menolong atau
memberi pujian kepada orang lain
b. Tindakan menggerakkan kelompok kearah
penyelesaian problem: memberi jawaban pendapat dan penjelasan
c. Tindakan mengajukan pertanyaan,
permintaan orientasi, sugesti atau pendapat.
d. Tindakan integrative ekspresif yang
bersifat negative termasuk kategori ini : pernyataan tidak setuju, ketegangan
dan pertentangan dan pengunduran diri
3. Interaksi Sosial dalam Proses Dakwah
a. Pelaksanaan dakwah (da’i)
Da’i
merupakan kunci yang menentukan keberhasilan dan kegagalan dakwah, oelh karena
itu factor ini ada syarat-syarat dan cirri-ciri jasmani dan Rohani yang sangat
kompleks bagi pelaksana, penentu dan pengendali sasaran dakwah.
b. Objek Dakwah (mad’u)
Objek
dakwah dari aspek psikologis memiliki variability yang luas dan rumit
menyangkut pembawaan, lingkungan berbeda yang menuntut pendekatan berbeda pula
c. Lingkungan Dakwah
Lingkungan sangat besar pengaruhnya bagi
perkembangan sasaran dakwah bagi individu atau kelompok manusia serta
kebudayaan.
d. Media Dakwah
Media
adalah factor yang menentukan kelancaran dakwah yang disebut defent variables
artinya dalam penggunaannya atau efektivitasnya tergantung factor lain terutama
orang yang menggunakannya. Namun kegunaannya bis polypragmatis (kemanfaatan
berganda) atau monopragmatis (kemanfaatan tunggal) dalam rangka mencapai tujuan
dakwah.
e. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah adalah suatu factor yang menjadi
pedoman arah proses yang dikendalikan secara sistematis dan konsisten
Ketertarikan masyarakat terhadap da’i
disebabkan beberapa factor antara lain:
1. Adanya pesona da’i misalnya sikap lemah
lembut dan berbudi halus, memecahkan problem social dan memberi harga kepada
masyarakat luas.
2. Masyarakat membutuhkan kehadiran da’i,
suasana psikologis menunggu kehadiran seseorang yang didambakan mengisi
kekosongan.
3. Hubungan batin : masyarakat merindukan
seorang pimpinan spiritual kedekatan hubungan batin antara da’i dan mad’u.
C. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu factor yang penting
bagi perkembangan hidup manusia sebagai makhluk social, tanpa komunikasi
individu tidak dapat berkembang dengan normal dalam lingkungan sosialnya.
Melalui komunikasi seseorang menemukan dirinya, mengembangkan konsep diri dan
menetapkan hubungan dengan dunia sekitar. Semakin dewasa seseorang, semakin
kompleks komunikasi yang dilakukan, dan karena itu bahasa adalah alat
terpenting di samping alat-alat lain seperti tingkah laku, seni budaya dan
lain-lain.
1. Pengertian Komunikasi dan Peranan Bahasa
dalam Komunikasi
Mengenai definisi komunikasi, para ahli
memberikan batasan yang berbeda-beda di latar belakangi oleh berbagai
perspektif, seperti mekanis, sosiologis, dan psikologis
a. Raymond S. Ross mendefinisikan komunikasi
sebagai proses transaksional yang meliputi pemisahan dan pemilihan lambang
secara kognitif sehingga membantu orang lain megneluarkan pengalamannya sendiri
atau respon yang sama
b. Dance mendefinisikan komunikasi sebagai
usaha-usaha menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal untuk bertindak
sebagai stimulasi
c. Colin cherry mendefinisikan komunikasi
sebagai usaha untuk membuat satuan social dari individu dengan menggunakan
bahasa atau tanda dan memiliki sendiri serangkaian peraturan untuk berbagai
kegiatan guna mencapai tujuan.
Komunikasi merupakan peristiwa social yang
bertujuan untuk memberikan informasi, membentuk pengertian, menghibur, bahkan
mempengaruhi orang lain.
Dalam hubungannya dengan hidup social
manusia, bahasa mempunyai beberpaa fungsi social, yaitu komunikasi social,
control social, dan kerja sama social. Dalam situasi social inilah mereka
dipermudah dan ditentukan oleh bahasa mereka masing-masing.
H.Bonner dalam bukunya Social Psytelogyran
inter disciplinary approach dikutip oleh H.M Arifin bahwa dalam studi psikologi
social, bahwa merupakan hal penting karena:
1. Bahasa merupakan media dasar bagi
interaksi social, tanpa bahasa kehidupan social manusia tidak akan timbul dan
tanpa bahasa partisiasi social manusia tidak dapat dilangsungkan.
2. Bahasa adalah satu-satunya pembawa
kebudayaan dair suatu generasi ke generasi berikutnya.
3. Bahasa memungkinkan suatu rangkaian
pengertian mengenai definisi-definisi umum yang sama di antara manusia
4. bahasa memgang peranan penting dalam
bentuk pertumbuhan anak dari sejak taraf hidup biologisnya sampai taraf hidup
masyarakat.
5. tanpa bahasa dalam kehidupan sosialnya,
manusia tidak dapat mewujudkan hubungan dengan manusia lain
2. Peranan Tanggapan Dalam Komunikasi
Prilaku manusia itu harus diinterprestasikan
dalam pengertian interaksi social, peranan tanggapan serta pengalaman yang
dihubungkan dengan kegiatan hubungan antar pribadi dengan anggota kelompok
masyarakat. Jadi yang perlu diperhatikan dalam proses interaksi adalah factor
komunikasi, penghargaan akan adanya respons dari orang lain. Bagaimana peranan
tanggapan oleh dirinya sendiri maupun orang lain, serta symbol yang
mendorongnya untuk melakukan respons, melalui factor terakhir inilah interaksi
social dapat membentuk komunikasi social melalui bahasa
1) Pengertian
Yaitu penerimaan yagn cermat isi stimuli
yang dimaksud oleh komunikator
2) Kesenangan
Ini disebut juga komunikasi fasis (phatic
communication) untuk menimbulkan kesenangan, antar individu menjadi hangat,
akrab dan menerangkan.
3) Pengaruh pada sikap
Komunikasi untuk mempengaruhi sikap
komunikasi persuasive memerlukan pemahaman tentang factor-faktor dalam diri
komunikator dan pesan yang dapat menimbulkan efek pada komunikasi.
4) Hubungan makin baik
Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan
hubungan social yang baik. William Schutz merincikan kebutuhan social ini
kedalam tiga hal: indusion, control dan affection, yaitu asosiasi, pengendalian
dan kekuasaan dan cinta kasih. Kebutuhan social ini dapat terpenuhi dengan
komunikasi interpersonal yang efektif.
5) Tindakan
Tindakan merupakan hasil komunikatif Seluruh
proses komunikasi bukan saja memerlukan pemahaman tentang Seluruh mekanisme
psikologis Tetapi juga factor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia.
3. Komunikasi Dalam Proses Dakwah
Dalam interaksi antara da’i dan mad’u, da’i
dapat menyampaikan pesan-pesan dakwah (materi dakwah) melalui alat atau sarana
komunikasi yang ada. Komunikasi dalam proses dakwah tidak hanya ditujukan untuk
memberikan pengertian, mempengaruhi sikap dan membina hubungan social yang
baik.
Mengenai proses komunikasi (penyampaian dan
penerimaan) pesan dakwah dapat dijelaskan melalui tahapah-tahapan yaitu :
1. Penerimaan stimulus informasi
2. pengolahan informasi
3. penyimpanan informasi
4. menghasilkan kembali suatu informasi
Proses bagaimana mad’u menerima informasi,
mengolahnya, menyimpan dan menghasilkan informasi dalam komunikasi psikologi
disebut sistem komunikasi intra personal. Proses ini meliputi sensasi, persepsi
memori dan berfikir.
a. Sensasi
Sensasi adalah proses menangkap stimuli
(rangsangan) fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan yang
sangat penting.
b. Persepsi
Persepsi adalah proses memberi makna pada
sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah sensasi
menjadi informasi. Seperti jug ahalnya sensasi, persepsi di tentukan oleh
factor personal dan situasional.
c. Memori
Salah satu kelebihan manusia dalam
kemampuannya menyimpan informasi yang sangat banyak dalam waktu yang lama dan
dapat mengingat kembali. Jiika computer mampu menyimpan data untuk suatu saat
dapat dipanggil kembali. Maka kemampuan manusia menyimpan informasi sangat
canggih dibandingkan computer.
Memori bekerja melalui tiga tahap:
1. Perekam informasi yang berasal dari
persepsi dicatat melalui jaringan saraf
2. penyimpanan informasi dalam bentuk
tertentu dalam waktu tertentu. Informasi berkembang terus, bias juga berkembang
sendiri.
3. pemanggilan atau mengingat kembali apa
yang telah disimpan baik sekadar terlintas atau memang senagaja di ingat-ingat
karena infomrasi tersebut memang diperlukan.
d. Berfikir
Berfikir adalah suatu kegiatan yang
melibatkan penggunaan konsep dan lambing sebagai pengganti objek dan peristiwa.
Berfikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungand engan
menggunakan lambing-lambang, sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan
yang tampak.
Pola berfikir manusia dapat diklasifikasikan
menjadi tiga:
1. Metode berifkir realistis
Berfikir realistis dibedakan menjadi dua :
a) Metode berfikir deduktif mengambil
kesimpulan khusus dari pernyataan yang bersifat umum
b) Metode berfikir induktif dimulai dari
pernyataan khusus untuk kemudian mengambil simpulan umum atau kesimpulan umum
dari pernyataan khusus.
2. Berfikir Kreatif
Metode berfikir kreatif digunakan dengan
maksud agar memperoleh rumusan atau kesimpulan yangbenar atau keputusan yang
tepat, pemecahan masalah yang tepat atau penemuan yang valid.
Proses berfikir kreatif menurut pada
psikolog melalui lima tahapan:
a) Orientasi : yakni merumuskan dan
mengidentifikasikan masalah
b) Preparasi : yakni mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi
c) Inkubasi : yakni berhenti dulu ketika
menghadapkan kesulitan mencari jalan pemecahan.
d) Iluminasi, yakni mencari ilham
e) Verifikasi, yaitu menguji dan menilai
secara kritis pemecahan masalah yang dipikirkan.
Cirri-ciri orang kreatif menurut Colemen
antara lain:
a. Memiliki kecerdasan rata-rata
b. Memiliki sifat terbuka
c. Memiliki sikap bebas, otonom dan percaya
diri
3. Berfikir Dan Bertafakur (merenung)
Nabi
mengingatkan bahwa berfikir tentang sesuau yang berada diluar kpaasitas akal
dapat mengakibatkan bencana. Namun demikian berarti Al-Qur’an sering mengur
manusia karena kurang menggunakan fikiranyaan sedangkan ornag yang suka
merenung secara mendalam tentang fenomena alam sebagai ciptaan Allah (zikir dan
berfikir) oleh Al-Qur’an diberi gelar sebagai Ulul al-Bab.
D. Leadership (Kepemimpinan)
Leadership (kepemimpinan) adalah suatu corak
kemampuan manusia yang dapat diperoleh melalui pendidikan dan latihan.
Kepemimpinan diperkirakan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir dan tidak
dapat diperoleh melalui pendidikan
Dua
corak pendapat diatas ada juga yang menggabungkan dua anggapan tersebut
kepemimpinan di peroleh melalui bakat. Pendidikan da’i latihan.
1. Pengertian Leadership
Berdasarkan pendekatan-pendekatan yang
dilakukan para ahli umumnya memberi pengertian leadership adalah sebagai
berikut:
a. George R. Terry memberikan kepemimpinan
sebagai hubungan individu dan suatu kelompok dengan maksud menyelesaikan
beberapa tujuan:
b. Odway Tead kepemimpinan adalah aktivitas
mempengaruhi orang-orang yang bekerjasama menuju kesesuaian tujuan yang mereka
inginkan.
c. John Ptiffner menganggap kepemimpinan
adalah suatu seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau
kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendakinya.
Dalam kepemimpinan terdapat tiga unsur
a. unsur manusia sebagai pemimpin atau
sebagai yang dipimpin
b. unsur sarana semacam prinsip dan tehnik
kepemimpinan yang dipakai termasuk pengetahuan yang dimiliki
c. unsur tujuan merupakan sasaran Akhir ke
arah mana kelompok manusia akan digerakkan.
2. Ciri-Ciri Pemimpin (Leader)
Pemimpin harus mengusahakan supaya kelompok
yang dipimpinya dapat merealisasikan tujuan kelompok dalam kerja sama yang
produktif.
Pemimpin harus mengintegrasikan pandangan
anggota kelompok dan memberikan pandangan dasar kelompok yang menyeluruh
mengenai situasi dalam kelompok dan luar kelompok. Pemimpin harus dapat
mengawasi tingkah laku anggota kelompok berdasarkan patokan-patokan yang telah
dirumuskan bersama pemimpin jug aharus mengenal dengan baik sifat pribadi para
pengikutnya demi kesuksesan bersama.
Floyd
Ruch merumuskan tugas-tugas seorang pemimpin sebagai berikut:
a. Strukturing the situation
Tugas seorang pemimpin adalah memberikan
struktur yang jelas tentang situasi-situasi rumit yang dihadapkan oleh
kelompoknya. Pemimpin harus membedakan yang terpenting dan mana yang kurang
penting serta memusatkan perhatian pada tujuan yang dicapai oleh agnggota
kelompoknya.
b. Controlling group behavior
Tugas kedua dari seorang pemimpin adalah :
mengawasi dan menyalurkan tingkah laku kelompok, mengawasi tingkah laku
individual yang tidak selaras dan menyeleweng. Berjaga-jaga agar peraturan
kelompok jangan disalahgunakan oleh individu dan berjaga-jaga agar individu
jangan disalahgunakan kelompok.
c. Spokesman of the group
Pemimpin harus
menjadi juru bicara kelompoknya. Dalam hal ini
a:link{color:green; text-decoration:none; text-underline:single;}
2 komentar:
subhanalloh...artikelnya sarat ilmu sob...makin nambah wawasan nih...
Terus berdakwah agar tegak syariat Allah SWT :D
Posting Komentar
Maaf Yach shob,mumpung mampir disini,kalo sempat, bOleh Nggak Aq Mnta KomentArnya??? :)