Rosulullah Sang Panglima
Rosululloh sang Nabi
Rosululloh sang Suami
Rosululloh sang Ayah
Rosululloh sang Kepala Keluarga
Rosululloh sang Pedagang
Rosululloh sang Pemimpin
Rosululloh sang Kepala Negara
Rosululloh……sang Panglima…
Begitu lengkap peranan Rosulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam di dalam kehidupan ini, maka sebagai seorang muslim, sebagai seorang Ayah, sebagai seorang Pedagang, sebagai seorang Pemimpin, sebagai seorang kepala Negara,sebagai seorang panglima…Rosulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallamlayak, sangatlah layak bahkan harus, di jadikan sebagai Qudwah atau Suri Tauladan dalam kehidupan. Berapa banyak orang-orang terkenal yang pernah lahir di dunia ini dan di jadikan sebagai panutan tetapi ada satu sisi yang tidak lengkap atau kurang dalam kehidupan atau dalam diri mereka. Mungkin mereka ayah yang baik, tapi belum tentu mereka pedagang. mungkin mereka adalah panglima, tapi belum tentu suami yang baik, mungkin mereka Kepala Negara, tapi mereka bukan Panglima, Dan mungkin-mungkin yang lain…
Sejarah telah mencatat kejeniusan dan kehebatan RosulullahShalallahu Alaihi Wa Sallam sebagai panglima di bidang militer dan strategi perang, yang tak tertandingi oleh Panglima perang manapun, siapapun dan dalam perang apapun, serta pada waktu kapanpun, baik pada masa lalu, sekarang maupun yang akan datang. Dan fakta-fakta menunjukkan bahwa RasulullahShalallahu Alaihi Wa Sallam Sang Panglima telah mempelopori dan menerapkan seluruh “Priciples Of War” yang hari ini menjadi rujukan setiap Panglima perang dan tentaranya. Prinsip yang menjadi sandaran mereka untuk mangalahkan musuh-musuhnya dan untuk meraih kemenangan!
Sebagai seorang Nabi dan Rosul,Pemimpin ummat dan sebagai Panglima, Rosulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam pun tak luput dari makar-makar yang di buat oleh musuh-musuh Islam untuk memadamkan Cahaya Kenabian dan Cahaya Islam dengan upaya pembunuh secara langsung terhadap beliau. Dan tahukah anda? bahwa Rosulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallampernah beberapa kali mengalami usaha pembunuhan, menurut Ahli Sejarah sekurangnya terjadi 11 kali usaha pembunuhan yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam baik dari kalangan Kafir Quraisy mau pun Yahudi. Berikut adalah bebapa usaha pembunuhan tsb:
Yang pertama adalah ketika Abu Jahal seoarang Gembong Kafir Quraisy, yang juga Paman Rosulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, mengambil sebuah batu besar dan akan menimpakannya ke kepala Rosullullah ketika beliau sedang sujud di sekitar Ka’bah, namun ketika Abu Jahal sudah dekat dan akan segera menimpakan batu tersebut ke atas kepala Rosulullah, tiba-tiba ia mundur dengan muka pucat dan gemetar, kedua tangannya tak mampu menyangga batu yang di bawanya sehingga ia membuangnya.
Yang kedua adalah pada malam saat Rosulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam hendak berhijrah ke Madinah, seluruh tokoh Kafir Quraisy yang berkumpul mengepung rumah NabiShalallahu Alaihi Wa Sallam untuk membunuhnya setelah sebelumnya bersepakat di Darun Nadwah, atas makar AllahSubhanahu wata ‘Ala, mereka hanya mendapati Ali Bin Abu Thalib Radhiallahu Anhu yang berselimut dengan mantel hijau di tempat tidur beliau,Rosululullah pun sempat menaburkan pasir di kepala mereka sebagai bentuk peghinaan terhadap tokoh-tokoh Kafir Quraisy tersebut
Merasa telah tertipu oleh Rosulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam,maka para tokoh Kafir Qurisy yang kalap mengadakan pengumuman kepada seluruh penduduk Makkah, barang siapa yang dapat membunuh Rosulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, maka akan mendapatkan hadiah 100 ekor unta, Suraqah Bin Malik yang juga ingin mendapatkan hadiah ini, begitu mendengar kabar bahwa ada beberapa orang yang berjalan di pesisir, segera mengejar orang-orang yang di maksud. Dan benar bahwa yang di maksud adalah Roulullah beserta Abu Bakar Radhiallahu Anhu dan Amir Bin Fuhairah ( penunjuk jalan ).Tatkala kudanya sudah dekat dengan mereka, kuda Suraqah Bin Malik tergelincir hingga membuatnya jatuh terpental, berkali kali ia mencoba mengejar, dan berkali kali pula ia dan kudanya terpental jatuh, hingga akhirnya Suraqah menghentikan usaha untuk membunuh Rosulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam dan meminta jaminan keamanan kepada Beliau Shalallahu Alaihi Wa Sallam.
Keempat, Setelah kekalahan telak pasukan Quraisy pada perang Badar Kubra, ketidak puasan muncul di hati orang-orang Quraisy Makkah, termasuk di antaranya adalah Umair Bin Wahab yang anaknya menjadi tawanan kaum muslimin. Ia kemudian bersepakat secara rahasia dengan Safwan Bin Umayyah ( orang yang menjamin hutang dan keluarganya jika berhasil membunuh Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam), untuk membunuh Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam. Ketika ia tiba di Madinah dan bertemu Rosulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, Rosulullah menanyakan maksud kedatangannya, Umair berbohong dengan mengatakan ingin menebus tawanan perang Badar. Maka Rosulullah pun bersabda dengan mengatkan “Bukankah engkau pernah duduk bersama Shafwan Bin Umayyah di Hijr Isamil, lalu kalian menyebut-nyebut orang –orang Quraisy yang di masukkan ke dalam sumur, kemudian engkau berkata ,”kalau tidak ada hutang yang harus kulunasi, dan kalau tidak ada keluarga yang ku takutkan akan musnah setelah kematinku, niscaya saat inipun aku akan menunggang onta, akan ku temui Muhammad dan kubunuh dia,” bukankah Shafwan hendak menanggung hutang-hutangmu dan keluargamu agar engkau mau membunuhku? demi Allah , musthil engkau akan bisa melaksanakannya. Mendengar perkataan Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam, Umair pun berkata, Demi Allah tidak ada yang tahu masalah ini selain aku dan Shafwan, kini aku benar-benar tahu bahwa apa yang datang kepada engkau adalah dari Allah, segala puji bagi Allah yang telah menunjuki aku kepada Islam dan menuntutku ke jalan ini. Setelah itu Umair pun mengucapkan Syahadat dan berislam dengan sebenarnya.
Yahudi Bani Nadhir pun tidak tinggal diam dalam upaya pembunuhan terhadap Roslullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, ketika beliau dan beberapa sahabatnya hendak meminta bantuan mereka ( Yahudi Bani Nadhir terikat perjanjian dengan kaum muslimin ) untuk membayar tebusan bagi dua orang dari Bani Amir yang di bunuh oleh sahabat Amr Bin Ummayah Adh-Dhamry Radhiallahu Anhu setelah terjadi peristiwa Bi’r Ma’unah, Yahudi Bani Nadhir menyuruh Nabi duduk di pinggir tembok salah satu rumah mereka, sambil menunggu janji yang hendak mereka penuhi. Salah seorang seorang Yahudi bernama Amr Bin Jahsy ( setelah bersepakat dengan Yahudi lain) mengambil batu Penggilingan dan akan menjatuhkannya di kepala beliau, namun Allah melalui Malaikat Jibril mengabarkan rencana mereka kepada beliau, seketika itu pula Nabi langsung bangkit dari duduknya dan pulang ke Madinah dengan selamat.
Usaha pembunuhan yang lain adalah yang di lakukan oleh Fudhalah, seorang pemuda musyrik yang berpura-pura menjadi seorang muslim, niat jahatnya itu rencananya akan dilakukan sewaktu ia melaksanakan Thawaf bersama RosulullahShalallahu Alaihi Wa Sallam,. Pada waktu itu beliau hanya mengenakan kain Ihram dan tidak memakai pakaian lain sebagai pengaman tubuhya jika mendapat serangan mendadak. Maka Fudhalah pun mencari-cari kesempatan untuk melangsungkan niatnya itu. Tapi ia belum menemukan kesempatan itu. maka ia pun berdzikir sambil senantiasa menantikan peluang emas untuk membunuh Rosulullah. Dalam dzikirnya ia berkata Astagfirullah, Subhanallah, Alhamdulillah, La Ilaha Illallah; Aku Mohon Ampun Kepada, Allah, Maha Suci Allah, Segala Puji Bagi Allah, Tiada Tuhan Selain Allah. RosulullahShalallahu Alaihi Wa Sallam, menoleh kearahnya dan tersenyum. Lalu meninggalkannya sampai kemudian bertemu kembali di sudut Hajar Aswad. setiap kali ia menoleh kepadanya, terlihat oleh beliau Shalallahu Alaihi Wa Sallam, ia sedang beristighfar. akhirnya beliau Shalallahu Alaihi Wa Sallam, menarik Fudhalah seraya berkata ”Wahai Fudhalah, apakah yang sedang engkau lakukan? dengan sedikit gugup ia menjawab, ”aku beristigfar, Wahai Rosulullah, kemudian beliauShalallahu Alaihi Wa Sallam, yang telah mengetahui niat jahat Fudhalah dari Allah Subhanahu wata ‘Ala, meraba dada Fudhalah dan menyibakkan kain yang ada di dadanya itu, maka terlihatlah oleh beliau sebilah Pisau yang tersimpan di balik kain itu, maka beliau pun berkata kepadanya, ”Wahai Fudhalah bertobatlah! ia merasa sangat malu waktu itu, lalu iapun meminta maaf kepada Rosulullah dan bertobat kepada AllahSubhanahu wata ‘Ala.
Setelah penaklukkan Benteng Khaibar, Zainab Binti Al-Harist, Istri dari Sallam Bin Misykam( Tokoh Yahudi ) datang kepada Rosulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam dengan membawakan Daging Domba yang sudah di panggang, dia membubuhkan racun pada daging panggang itu dan menaruh lebih banyak racun di bagian Paha karena itu Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam menyukai bagian tersebut. Setelah menerimanya, beliau menggigit untuk satu kunyahan, namun kembali memuntahkannya lagi dan tidak menelannya. Beliau Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda ”tulang ini mengabarkan kepadaku bahwa di dalam daging di susupi racun. Kemudian beliau memanggil Zainab Binti Al Harist dan menanyakan hal tersebut. Zainab Binti A-Harist megakui perbuatannya dan berkata “aku pernah berkata sendiri, ’kalau Muhammad seorang Raja ,maka aku ingin menghabisinya, jika ia seorang Nabi tentu akan ada pemberitahuan kepadanya. sementara itu sahabat Bisyir Bin Al Barra Bin Ma’rur Radhiallahu Anhu yang juga ikut mamakan daging itu, meninggal karenanya
Upaya pembunuhan selanjutnya adalah ketika terjadi Perang Hunain, dimana pada waktu itu seorang laki-laki musyrik berusaha membunuh Rosulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, namun tidak berhasil. Laki laki itu menceritakan, setelah aku mendekat, beliau segera memegang kedua tanganku seraya berkata, bertobatlah kepada Allah, kemudian Beliau meletakkan tangannya yang mulia itu ke dadaku dan berdoa untuk kebaikanku. Dan seketika itu pula Beliau Shalallahu Alaihi Wa Sallam menjadi sosok manusia yang paling aku cintai dan paling dekat di hatiku.
Arbad Bin Qais dan Amir Bin Thufail, dua orang penjahat terkenal pemberani di kalangan orang Arab waktu itu, namun tidak mengenal Islam dan kalimat Tauhid La Ilaha Illallah sedikitpun berencana mambunuh Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam. Mereka berkata kepada Beliau ”Wahai Rosulullah, kami ingin agar engkau keluar bersama kami kekampung kami, karena ada perkara yang memerlukan engkau untuk menyelesaikannya. Maka Beliau pun keluar bersama mereka tanpa pengawal, pedang, dan tombak. Bukan hanya itu, Beliau Shalallahu Alaihi Wa Sallam juga tidak memberitahukan kepergiannya kepada seorangpun dari sahabat-sahabatnya. Di tengah jalan ketika tidak ada seorangpun selain mereka bertiga, mulailah Amir In Thufail mengajak Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam berbincang bincang maengalihkan perhatiannya. Di sisi lain Arbab secara diam-diam mulai bersiap siap untuk menikam Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam. akan tetapi, setiap kali Arbab menikam pisaunya ke tubuh Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam sesuai isyarat mata Amir, setiap kali pula ia tidak sanggup untuk melakukannya, sampai akhirnya ia putus asa sendiri. Ketika mereka telah kembali ke kampung, Amir bertanya kepada Arbad,’ mengapa kamu selalu tidak jadi membunuhnya? Ia menjawab, demi Tuhan, setiap aku berusaha membunuhnya, kurasakan ada sebuah kekuatan besar menghalangiku, akhirnya kedua orang Musyrik ini mendapat hukuman dari AllahSubhanahu wata ‘Ala, Amir mati dengan sangat mengenaskan yaitu sambil mengerang mengeluarkan suara seperti lenguhan Sapi, sedangkan Arbad mati tersambar petir dari langit hingga tubuhnya terbakar bersama unta yang di tungganginya.
Demikianlah beberapa usaha pembunuhan langsung yang di lakukan oleh musuh-musuh Islam karena kedengkian dan kebencian mereka terhadap Rosulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, namun Allah Subhanahu wata ‘Ala senantiasa melindungi dan menjaga beliau, baik di masa beliau hidup atau setelah mati ( dengan menjaga jasadnya ) seperti ketika 2 orang nasrani dari maroko menggali lubang terowongan ke makam Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam di Madinah untuk mencuri jasad beliau, namun rencana pencurian tersebut dapat di gagalkan dan merekapun di penggal kepalanya sebagai hukuman akibat perbuatan meraka.
Sumber Rangkuman : Rosulullah Sang Panglima (Mahmud Syeit Khattab)
Sirah Nabawiyah ( Syaikh Syafiyyurrahman Al-Mubarakfury)
Bukan, Tapi Perang Melawan Islam (DR.A’id Al-Qarny)
0 komentar:
Posting Komentar
Maaf Yach shob,mumpung mampir disini,kalo sempat, bOleh Nggak Aq Mnta KomentArnya??? :)